Pada hari itu, senin (19/10/2015) hampir seluruh wilayah daerah Kecamatan Mandastana, yang terdiri dari beberapa desa, antara lain Puntik Tengah, Tabing Rimbah, Sungai Ramania, Tanipah, Bangkit Baru, Tatah Alayung terlihat kobaran api. Memang seluruh wilayah tersebut merupakan daerah pertanian dan sebagian masih terdapat hutan galam. Tak terkecuali sekolah kami, SMAN 1 Mandastana, yang bagian kiri dan belakangnya merupakan hutan dan sawah, juga menjadi area yang rawan terbakar api. Hari itu, mulai pagi sudah terlihat banyak sekali titik asap dimana-mana, kamipun bergotong royong memangkas bagian hutan yang berdekatan dengan bangunan sekolah untuk mencegah mendekatnya kobaran api. Usaha yang kami lakukan, bukan sia-sia, namun kami tak bisa mencegah datangnya si Jago merah. Siswa/siswi sebagian besar dilarikan ke puskesmas karena banyak yang asma nya kambuh karena terpapar asap secara langsung. Akhirnya, siswa pun dirumahkan untuk mencegah semakin banyaknya korban yang sakit. Sore itu sekitar pukul 15:00 api mulai mendekati bangunan bagian belakang sekolah, sebagian siswa dan Guru masih bertahan dan berjaga di sekolah, mulai dari mempersiapkan air dan mengontrol titik api. Tepat pada pukul 16:00, api mulai menyergap sekolahan kami, mesin diesel yang kami persiapkan ternyata tidak mampu berjalan sesuai keinginan, serta merta seluruh siswa dan guru yang ada pun berlarian mengejar api dengan se ember air, sambil teknisi mencoba mesin pompa air. Akhirnya mesin pun menyala, namun, api sudah sangat dekat, bangunan bagian timur sudah terpapar api. Sekuat tenaga kami mencoba mencegah melebarnya api, sambil menunggu tim pemadam datang. Setelah para pemadam kebarakan datang, kamipun mundur karena sudah tak kuat menghirup asap terlalu lama. Alhamdulillah, sekolah kami masih selamat dari kobaran api, namun, beberapa ruang kelas dan lab yang terkena sergapan api kaca jendela nya pecah. namun kami bersyukur, tidak ada korban jiwa dalam kebarakan tersebut.
